15 Februari 2025

Kanal Tips

Saluran Media Tips

Marcos Menanggapi Ancaman Duterte: "Tidak Ada Tempat untuk Ancaman Pembunuhan dalam Demokrasi"

https://www.antaranews.com/

Marcos Menanggapi Ancaman Duterte: “Tidak Ada Tempat untuk Ancaman Pembunuhan dalam Demokrasi”

Kanal Tips – Presiden Filipina Ferdinand R. Marcos Jr. akhirnya berbicara mengenai ancaman yang dilontarkan oleh Wakil Presiden Sara Duterte. Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan pada Senin, Marcos mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap pernyataan Duterte yang dianggap berlebihan dan tidak proporsional. Ia menilai bahwa permasalahan ini seharusnya tidak berkembang menjadi sebuah drama besar, jika saja Duterte bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan sah dari para anggota parlemen terkait dugaan penyalahgunaan dana di kantor Wakil Presiden.

Dalam sebuah video pesan yang disiarkan, Marcos menegaskan bahwa masalah ini bisa segera diselesaikan jika Duterte memberikan penjelasan yang jujur dan transparan kepada publik. Ia menyebut bahwa seharusnya tidak ada alasan untuk menghindari pertanyaan yang sah mengenai penggunaan dana publik. Marcos juga menambahkan bahwa jika informasi yang diminta disampaikan dengan benar, maka tuduhan dan kontroversi ini tidak perlu berkembang menjadi sesuatu yang lebih besar. “Masalah ini tidak akan berlarut-larut, jika saja sumpah untuk mengatakan yang sebenarnya sebagai pelayan publik ditegakkan dengan baik,” ujar Marcos.

Presiden Marcos kemudian menyoroti bahwa dalam kasus ini, percakapan yang muncul justru beralih ke serangan pribadi dan tuduhan tanpa dasar, yang lebih mengarah pada omongan murahan. Dia juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap ancaman pembunuhan yang dikeluarkan oleh Duterte, yang menurutnya tidak memiliki tempat dalam sistem pemerintahan demokratis seperti Filipina. “Jika merencanakan pembunuhan Presiden bisa dilakukan begitu saja, bagaimana dengan nasib warga negara biasa kita?” kata Marcos.

Marcos menegaskan bahwa pernyataan seperti itu harus disikapi dengan serius dan tidak boleh dianggap remeh. “Upaya kriminal seperti ini tidak boleh diabaikan. Saya akan melawannya,” lanjutnya. Sebagai pemimpin negara, ia merasa bahwa hal tersebut adalah ancaman serius terhadap supremasi hukum yang harus ditegakkan di negara demokrasi. Dia menyatakan bahwa tidak ada ruang untuk membiarkan ancaman terhadap nyawa seseorang, terutama terhadap pejabat negara, tanpa tindak lanjut hukum yang jelas.

Pernyataan tersebut merupakan respons pertama dari Marcos terhadap kritik dan ancaman yang dilontarkan oleh Duterte dalam beberapa hari sebelumnya. Pada akhir pekan, Duterte membuat komentar provokatif di media sosial, di mana dia mengancam akan membunuh Presiden Marcos, Ibu Neara Liza Marcos, dan Ketua DPR Martin Romualdez jika rencana yang dianggap melibatkan penyalahgunaan dana tersebut berhasil diungkap. Ancaman tersebut disampaikan saat Duterte hadir di Dewan Perwakilan Rakyat bersama dengan pengacaranya, Zuleika Lopez, yang saat itu sedang menjalani penyelidikan terkait dana di kantor Wakil Presiden.

Marcos menegaskan bahwa sebagai pejabat negara, seluruh anggota pemerintah harus melindungi Konstitusi dan berpegang pada prinsip transparansi serta akuntabilitas. “Tidak benar untuk menghalangi pejabat terpilih rakyat untuk mencari kebenaran,” jelasnya. Ia juga menekankan bahwa hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu, dan proses penyelidikan serta pemeriksaan terhadap dugaan penyalahgunaan dana harus berlangsung sesuai dengan ketentuan yang ada. Dalam pernyataannya, Marcos berharap agar peristiwa ini dapat diselesaikan secara damai, namun menegaskan bahwa penegakan hukum adalah hal yang tidak bisa dinegosiasikan.

Pernyataan keras dari Marcos ini menandakan bahwa ia tidak akan mentolerir ancaman terhadap dirinya maupun keluarganya. Selain itu, ia juga ingin menegaskan bahwa segala masalah yang timbul dalam pemerintahan harus diselesaikan dengan cara yang sah dan sesuai dengan hukum yang berlaku. Marcos mengajak seluruh pihak untuk menghormati proses hukum dan menjalankan amanat yang diberikan oleh rakyat Filipina, yang menuntut transparansi dan akuntabilitas dari setiap pejabat publik.

Seiring dengan pernyataan Presiden, aparat penegak hukum Filipina segera bergerak untuk memastikan keselamatan dan keamanan Presiden Marcos dan keluarganya, mengingat ancaman yang dikeluarkan oleh Wakil Presiden Duterte ini telah memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat dan institusi pemerintah.