20 Februari 2025

Kanal Tips

Saluran Media Tips

Kematian Setelah Perawatan Laser di China

Kematian Setelah Perawatan Laser di China Meningkatkan Kekhawatiran Soal Keamanan Prosedur Kosmetik

Kanal Tips – Seorang perempuan berusia 27 tahun di China meninggal dunia sepuluh hari setelah menjalani serangkaian perawatan laser untuk menghilangkan bintik-bintik dan tanda lahir di tubuhnya. Kasus ini menimbulkan kekhawatiran luas mengenai keamanan prosedur kosmetik, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan anestesi dan teknologi laser, seperti yang dilaporkan oleh South China Morning Post pada Senin (25/11).

Wanita tersebut, yang hanya dikenal dengan nama belakang Liu, berasal dari Tianjin, kota yang terletak di bagian utara China. Liu dilaporkan memiliki banyak bintik di tubuhnya, beberapa di antaranya berukuran besar dan berwarna gelap. Dia didiagnosis dengan neurofibromatosis dan bintik cafe-au-lait, yang memicu keputusan untuk menjalani prosedur medis untuk menghilangkan bintik-bintik tersebut. Liu telah menjalani sembilan sesi perawatan laser di Rumah Sakit Dermatologi Jinmen Tianjin, sebuah klinik swasta, dengan biaya lebih dari 100.000 yuan (sekitar Rp219 juta).

Namun, kondisi Liu mulai memburuk setelah menjalani prosedur tersebut. Ibu Liu mengungkapkan bahwa anaknya sempat menghentikan perawatan sebelumnya akibat rasa sakit yang sangat parah, yang disebabkan oleh anestesi yang tidak merata. Pada 21 Oktober 2024, saat menjalani prosedur kesepuluh, Liu mengalami pusing setelah krim anestesi dioleskan. Meskipun dokter segera menghapus krim tersebut, Liu kemudian mengalami syok, kejang, dan serangan jantung. Tim medis segera memanggil layanan darurat dan membawa Liu ke rumah sakit lain, namun sayangnya, ia meninggal dunia sepuluh hari setelah kejadian tersebut.

Menurut laporan dokter darurat yang menangani kasus Liu, kematiannya disebabkan oleh komplikasi terkait tekanan intrakranial yang berlebihan. Kasus ini memicu perdebatan tentang keamanan prosedur kosmetik yang sering dianggap tidak berisiko, padahal dalam kenyataannya dapat berbahaya.

Penyelidikan dan Autopsi

Jenazah Liu kini telah dikirim untuk menjalani autopsi forensik, dan hasilnya masih ditunggu. Suami Liu mencurigai bahwa dosis anestesi yang terlalu tinggi telah menyebabkan reaksi alergi yang berujung pada kematiannya. Meskipun pihak Rumah Sakit Dermatologi Jinmen membela diri dengan menyatakan bahwa penggunaan krim anestesi dilakukan sesuai dengan protokol medis yang ada, Direktur Rumah Sakit, Zhang, menyampaikan rasa penyesalan mendalam atas kejadian ini dan berjanji akan bertanggung jawab penuh jika terbukti bersalah.

Di China, tenaga medis yang terbukti menyebabkan kematian pasien akibat kelalaian dapat dikenakan hukuman penjara hingga tiga tahun dan denda. Insiden tragis ini menjadi perhatian besar di media sosial, dengan topik terkait mencapai 58 juta penayangan di platform Weibo. Beberapa pengguna media sosial juga menyuarakan kritik terhadap rumah sakit yang dinilai tidak memiliki fasilitas perawatan darurat yang memadai, yang mungkin telah menyebabkan hilangnya kesempatan untuk menyelamatkan Liu.

Risiko Kosmetik yang Semakin Diperhatikan

Kasus Liu menambah panjang daftar kekhawatiran mengenai prosedur kosmetik yang semakin marak di China. Banyak warganet yang mengingatkan bahwa kecantikan seharusnya tidak mengalahkan kesehatan, dengan beberapa dari mereka mengatakan bahwa jika Liu tidak menjalani operasi tersebut, tragedi ini mungkin bisa dihindari.

Industri kosmetik di China, yang berkembang pesat, masih diliputi berbagai kontroversi terkait dengan praktik medis yang tidak sesuai. Data menunjukkan bahwa hanya sekitar 12 persen dari 13.000 klinik kosmetik di negara tersebut yang mematuhi regulasi yang ada. Hal ini menyebabkan kekhawatiran akan keselamatan pasien yang memilih untuk menjalani prosedur kosmetik tanpa mempertimbangkan potensi risikonya.

Pada Januari tahun lalu, seorang wanita berusia 43 tahun meninggal dunia setelah prosedur sedot lemak yang dilakukan secara ceroboh di China Timur. Selain itu, pada Desember 2020, seorang wanita di China Selatan meninggal setelah menjalani enam prosedur kosmetik dalam waktu 24 jam, yang mengundang kecaman terhadap industri ini.

Kasus-kasus semacam ini semakin menyoroti pentingnya regulasi yang lebih ketat dan pengawasan yang lebih baik terhadap klinik-klinik kosmetik di China untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.