15 Februari 2025

Kanal Tips

Saluran Media Tips

Tantangan Kesehatan Para Penyintas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki: Dampak Debu Vulkanik dan Cuaca Tidak Menentu

https://www.antaranews.com/

Tantangan Kesehatan Para Penyintas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki: Dampak Debu Vulkanik dan Cuaca Tidak Menentu

Kanal Tips – Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah memberikan dampak yang cukup besar bagi masyarakat setempat, terutama dalam hal kesehatan. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh para penyintas erupsi adalah gangguan pada saluran pernapasan, seperti batuk, pilek, hingga infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Menurut Mega, seorang tenaga kesehatan yang bertugas di Posko Kesehatan Pos Lapangan Eputobi, banyak dari mereka yang datang ke posko dengan keluhan tersebut. Sebagian besar keluhan ini dipengaruhi oleh cuaca yang tidak menentu, yang berubah-ubah antara panas terik dan hujan lebat. Selain itu, musim hujan yang sudah dimulai juga memperburuk kondisi kesehatan para penyintas.

Paparan debu vulkanik akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan gangguan kesehatan pernapasan. Debu vulkanik mengandung partikel-partikel halus yang bisa masuk ke dalam saluran pernapasan dan menimbulkan iritasi, bahkan infeksi. Cuaca yang tidak stabil, yang kadang-kadang panas dan kadang-kadang hujan, juga memperburuk kondisi kesehatan para penyintas. Di tengah-tengah cuaca yang berubah-ubah dan kondisi lingkungan yang kurang ideal, banyak warga yang mengalami kesulitan dalam menjaga kesehatan mereka.

Untuk membantu mengatasi masalah ini, pemerintah memberikan layanan kesehatan gratis di berbagai posko yang tersebar di wilayah pengungsian. Mega menjelaskan bahwa mereka siaga 24 jam setiap hari untuk memberikan pengobatan dan perawatan kepada para penyintas. Layanan kesehatan yang diberikan di posko tidak hanya terbatas pada pengobatan ringan, tetapi juga mencakup penanganan untuk kondisi yang lebih serius. Jika ada pasien yang membutuhkan perawatan lebih lanjut, mereka akan dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Selain itu, posko ini juga menyediakan layanan kesehatan jiwa bagi para penyintas yang mengalami trauma pasca-erupsi. Trauma yang dihadapi oleh warga akibat bencana ini sering kali mempengaruhi kondisi mental mereka, sehingga dukungan psikologis menjadi sangat penting.

Berdasarkan data terbaru hingga 25 November 2024, tercatat ada 40 orang yang memeriksakan diri di Posko Kesehatan Eputobi. Dari jumlah tersebut, 21 orang adalah laki-laki dan 19 orang perempuan. Layanan kesehatan ini dilakukan dengan penuh perhatian dan tanggung jawab, terutama dalam memastikan bahwa setiap pasien mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kondisinya. Mega juga menambahkan bahwa untuk memastikan pelayanan kesehatan berjalan lancar, mereka menyiagakan ambulans selama 24 jam untuk merujuk pasien yang memerlukan perawatan lebih lanjut ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki juga membawa dampak yang sangat besar terhadap jumlah pengungsi. Hingga 24 November 2024, tercatat 13.140 jiwa terdampak oleh erupsi ini. Dari jumlah tersebut, 5.608 jiwa terpaksa mengungsi di pos lapangan yang tersebar di enam lokasi, sementara 7.534 jiwa lainnya mengungsi secara mandiri di rumah keluarga atau kerabat. Dampak dari erupsi ini tidak hanya terbatas pada gangguan kesehatan, tetapi juga menyebabkan korban jiwa. Sembilan orang dilaporkan meninggal dunia akibat erupsi tersebut, dan empat orang lainnya yang terluka serius masih menjalani perawatan intensif di RSUD Larantuka.

Kondisi cuaca yang tidak stabil dan paparan debu vulkanik menjadi tantangan besar dalam upaya pemulihan kesehatan para penyintas. Namun, posko kesehatan yang didirikan di lokasi pengungsian memberikan peran yang sangat penting dalam memastikan para penyintas mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan. Tidak hanya melayani keluhan kesehatan fisik, posko kesehatan juga memberikan dukungan psikologis untuk membantu penyintas yang mengalami trauma.

Erupsi ini juga menunjukkan pentingnya kesiapan dalam menghadapi bencana alam, khususnya di wilayah rawan seperti NTT. Untuk itu, kerjasama antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat sangat diperlukan agar upaya pemulihan dapat dilakukan dengan cepat dan efektif. Penyediaan layanan kesehatan yang memadai, baik untuk masalah fisik maupun mental, menjadi langkah penting dalam mengurangi dampak bencana ini terhadap masyarakat. Harapannya, dengan adanya layanan kesehatan yang terkoordinasi dengan baik, para penyintas dapat segera pulih dan kembali menjalani kehidupan mereka.