Kanal Tips – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sedang melakukan berbagai langkah strategis untuk mengembangkan sektor perikanan, khususnya dalam pengelolaan ikan tuna, sebagai salah satu komoditas utama perikanan Indonesia. Dalam upaya ini, KKP berfokus pada penerapan teknologi terbaru dalam budi daya tuna (tuna farming), sebuah inovasi yang bertujuan untuk menjaga keberlanjutan sumber daya laut serta meningkatkan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir Indonesia.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Lotharia Latif, menjelaskan bahwa teknologi dalam sektor perikanan terus berkembang pesat di berbagai negara. Indonesia tidak boleh tertinggal dalam adopsi teknologi yang relevan untuk memastikan nelayan lokal dapat merasakan manfaat ekonomi yang lebih besar. “Dengan menerapkan teknologi yang sesuai, kami ingin memastikan bahwa manfaat ekonomi dapat langsung dinikmati oleh nelayan lokal, tidak hanya sebatas penangkapan ikan, tapi juga dari sisi pengelolaan yang lebih berkelanjutan,” ujar Latif dalam keterangannya pada Senin (25/11).
Salah satu langkah terobosan yang kini sedang diuji coba adalah teknologi budi daya tuna dengan menggunakan keramba jaring apung. Teknologi ini telah terbukti berhasil di negara-negara seperti Turki dan kini diterapkan di Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan produksi tuna yang lebih berkelanjutan. Model budi daya ini melibatkan penangkapan tuna muda dari alam untuk dibesarkan hingga mencapai ukuran matang di keramba apung, yang memungkinkan kontrol yang lebih baik terhadap kondisi hidup ikan dan kualitas produk yang dihasilkan.
“Negara-negara maju telah lama mengembangkan produksi budi daya mereka melalui teknologi semacam ini, guna menjaga keberlanjutan stok ikan dan memastikan kesejahteraan nelayan. Indonesia harus menjadi bagian dari kemajuan ini,” lanjut Latif. Saat ini, uji coba budi daya tuna di Indonesia sedang dilakukan di wilayah Zona 02, yang meliputi WPPNRI 716 dan 717, dengan pusat kegiatan di Biak. Untuk mendukung implementasi ini, beberapa perusahaan telah menunjukkan minat untuk mengembangkan teknologi tersebut dan telah mendapatkan Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) sesuai ketentuan yang berlaku.
Salah satu manfaat besar yang diharapkan dari penerapan teknologi budi daya tuna ini adalah terciptanya peluang ekonomi baru bagi nelayan tradisional. Mereka tidak hanya dapat berperan sebagai penyedia tuna muda yang dibutuhkan untuk budi daya, tetapi juga dapat terlibat dalam pengelolaan keramba apung yang memungkinkan mereka untuk memperoleh penghasilan yang lebih stabil. Dengan melibatkan pelaku lokal, budi daya tuna diharapkan dapat menjadi pendorong utama untuk pemberdayaan masyarakat pesisir.
Latif juga menambahkan bahwa meskipun budi daya tuna masih relatif baru di Indonesia, pihaknya mengizinkan pengadaan kapal perikanan impor dari negara yang sudah berpengalaman dalam teknologi ini, asalkan kapal tersebut memenuhi persyaratan hukum yang berlaku di Indonesia. Proses ini juga melibatkan koordinasi dengan kementerian terkait seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perhubungan. Kapal yang saat ini telah tiba, KM Berlian Biru 01, kini sedang melengkapi dokumen yang diperlukan untuk dapat beroperasi di Biak dan Sorong.
Penerapan teknologi budi daya tuna ini bukan hanya sekadar upaya meningkatkan produktivitas, tetapi juga untuk menjaga keberlanjutan ekosistem laut. Dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan, KKP berkomitmen untuk memastikan bahwa proses budi daya ini tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan laut. Latif menekankan bahwa budi daya tuna merupakan langkah penting dalam meningkatkan daya saing Indonesia di sektor perikanan global, yang pada gilirannya akan memberikan peluang baru bagi masyarakat pesisir dan pelaku usaha lokal untuk terlibat dalam rantai pasok perikanan global.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, juga menggarisbawahi pentingnya inovasi dalam menjaga keberlanjutan sektor perikanan dan meningkatkan nilai tambah komoditas perikanan Indonesia. Trenggono memastikan bahwa budi daya tuna dilakukan dengan pendekatan yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga berfokus pada pemberdayaan nelayan tradisional agar mereka dapat menjadi bagian dari solusi jangka panjang dalam sektor perikanan. Menurutnya, budi daya tuna dan pengadaan kapal perikanan ini merupakan bagian dari upaya besar untuk mengoptimalkan potensi industri perikanan Indonesia dan memperkuat posisinya di pasar global.
Dengan berbagai langkah inovatif ini, KKP berharap Indonesia dapat menjadi pemimpin global dalam budi daya tuna, sekaligus meningkatkan kesejahteraan nelayan lokal dan memastikan kelestarian sumber daya laut untuk generasi mendatang.
More Stories
Dukungan Pemerintah terhadap UMKM untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional
Kantin dan UMKM Dapat Kesempatan Ikut Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Detroit Pistons Menang Tipis atas New York Knicks, Perpanjang Tren Kemenangan